Mengenal Gunung Selok Cilacap

gunung selok
Gapura Warukondo Selobinangun, Gunung Selok
Gunung Selok merupakan sebuah Gunung Kecil yang berada di Desa Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Gunung Selok ini juga bisa dikatakan sebagai daerah bukit-bukit. Secara administratif, Gunung Selok dibagi menjadi dua bagian, yakni hutan produksi yang berada dibawah pengelolaan Perhutani dan hutan lindung (hutan konservasi) yang berada di bawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Aneka ragam flora-fauna dan keindahan alam bisa kita temukan di sini (Gunung Selok). Selain itu, beberapa benteng peninggalan Jepang juga masih dapat kita lihat.
Perjalanan untuk menjelajah Gunung Selok dapat dilakukan dengan mengendarai kendaraan pribadi. Di bagian atas, terdapat area parkir yang memadai untuk mobil dan sepeda motor. Bahkan pada saat-saat tertentu, bus pariwisata ukuran besar pun dapat menempar di area parkir itu.


Dari area parkir, bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki (hiking). Untuk menuju goa dan pantai, tinggal ikuti jalan setapak turun dari Gapura. Akan tetapi, jika ingin ke temapat yang lebih tinggi (di Jambe Lima), naik saja melalui tangga yang berada di sebelah utara area parkir. Banyak spot di dekat area parkir yang mengagumkan pemandangannya.
Bila kita lihat dari sisi fasilitas kepariwisataannya, memang belumlah optimal. Namun sesungguhnya bisa kita cermati, bahwa ada beberapa hal yang khas berada di Gunung Selok dan tidak dimiliki oleh tempat-tempat wisata yang lain. Kealamian hutannya dan nilai sejarah spiritualnya memiliki kandungan yang sangat dalam.
Gunung yang berada di Kabupaten Cilacap bagian timur ini pernah dikenal banyak orang pada sekitar era 80-an. Karena pada saat itu, rasa saling menghormati terhadap kepercayaan masihlah kuat. Orang-orang berbagai kota pun banyak melakukan kegiatan spiritualnya di Gunung Selok ini. Saat itu memang falsafah Jawa dikenal dengan keunggulannya di Indonesia.
gunung selok
Sunset dari salah satu titik atas Gunung Selok
 Selain menjadi wahana wisata alam, Gunung Selok juga merupakan kawasan spiritual Jawa. Sejak ratusan tahun yang lalu, beberapa titik di wilayah Gunung Selok telah digunakan oleh orang-orang khusus untuk bersemedi/ bertapa-brata. Banyak tokoh-tokoh Nusantara yang pernah bertapa di sini. Hingga saat ini, Gunung Selok masih dikenal sebagai tempat spiritual yang sejuk dan sunyi.
Pada malam-malam tertentu, beberapa tempat ritual banyak dikunjungi oleh para peziarah (ritualis). Beberapa diantaranya hanya sekedar saja, akan tetapi banyak para ritualis yang menginap, bahkan hingga 3 hari. Mereka menginap bukan untuk sekedar tidur-tidur seperti biasa. Akan tetapi banyak para ritualis yang lebih sering menggunakan waktunya untuk menghening dan berdoa. Kebanyakan mereka lakukan di dalam goa-goa yang berada di Gunung Selok.
Jalan menuju Gunung Selok maupun tempat-tempat spiritualnya tidaklah begitu sulit. Bila kita menggunakan kendaraan umum, kita bisa turun di terminal bus Cilacap atau pun terminal bus Purwokerto, lalu menggunakan bus menuju Adipala. Dari adipala, kita melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jasa ojek motor sampai ke Gunung Selok. Jika menggunakan kereta api, bisa turun di Stasiun Kroya, lalu naik ojek hingga ke Gunung Selok.
Gunung Selok berasal dari kata Junggring Seloka. Junggring Seloka adalah nama tempat yang pernah dihuni oleh Para Dewa. Hal ini merupakan fakta, karena di Gunung Selok juga terdapat petilasan Sang Hyang Wisnu dan juga Batu Tapak Bima. Secara akal pikir, memang hal gaib tidak mudah dirasoinalkan, tetapi pasti ada.
Gunung Selok pernah menjadi tempat pertahanan tentara Jepang pada masa penjajahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya benteng-benteng peninggalan Jepang yang masih ada hingga kini. Sedangkan secara nilai sejarah, Gunung Selok merupakan tempat spiritualnya para pemimpin Nusantara, baik di jaman sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan RI.
Dahulu, orang-orang yang hendak melakukan ritual di Gunung Selok selalu berjalan kaki dari pintu masuk (loket perhutani) yang berada di kaki gunung, hingga ke tempat spiritual yang dituju. Selain karena pada saat itu masih sedikit kendaraan, hal itu juga didasari dengan niat kesederhanaan diri. Dalam prinsip mereka, kemewahan bukanlah kunci untuk menggapai ketenangan jiwa.

Dari sudut pandang yang berbeda, kini masyarakat yang masih berpegangan ajaran Jawa lebih sering dianggap yang tidak tepat. Entah apa yang ada di pikiran orang-orang itu sehingga berpandangan demikian. Namun, yang jelas dari pengetahuan-pengetahuan Jawa yang ada, budaya Jawa mengajarkan sopan-santun yang tinggi, mengajarkan kerukunan, gotong royong, dan filosofi lainnya yang jelas-jelas tidak dimiliki oleh budaya asing mana pun.

Dalam hal ini, Gunung Selok bukan tempat untuk disembah dan juga tidak meminta untuk disembah. Serta bukan tempat untuk meminta dan juga tidak menjanjikan apa pun. Hanya saja, banyak orang yang keliru dalam meyakini bahwa keinginan dapat diwujudkan dengan ritual di Gunung Selok. Bukanlah suatu hal yang tepat jika seorang manusia begitu saja tiba-tiba terwujud keinginannya setelah ritual.

Comments

Popular posts from this blog

Makna Gunung Srandil

GOA RAHAYU SRANDIL SELOK

Tempat Ritual Srandil: Mbah Gusti Agung