Makna Gunung Srandil



Srandil

 
Srandil Pesugihan
simbol yang sering digunakan oleh ritualis
Tersirat bukan tersurat, itulah sesungguhnya makna hajat-hajat hidup ini. Tindakan demi tindakan, kejadian demi kejadian, serta benturan demi benturan, sebaiknya kita selalu mengkaji, bukan mengkeji. Karena, mengkeji adalah berkeluh kesah, membenci, bahkan mencaci diri. Sedangkan mengkaji merupakan pengamatan dan penghayatan yang bisa menumbuhkan hikmah dan anugerah.


Ketahuilah, langkah-langkah hidup kita sesungguhnya berpohon salah, bertangkai susah, dan berdaun masalah. Betapa bijaknya kita bilamana di dalam akhirnya bisa kita ubah menjadi bunga hikmah. Dan demi pasrahnya sembah, hingga bisa berbuah anugerah.

Sungguh, semulus-mulusnya kasih sayang Tuhan sesungguhnya adalah bentuk benturan-benturan yang menyenangkan, lalu menyusahkan, hingga menyedihkan. Dan jika engkau mau mengetahui, wahai para manusia yang mulia, sesungguhnya itulah suguhan soal-soal dari Tuhan dalam kehidupan kita yang dibikin sedemikian membingungkan dan membimbangkan dalam ujian tingkat kepercayaan bagi setiap insan.

Mari kita jawab soal-soal ujian kehidupan dengan cara mengartikan, memahamkan, serta memaknai dengan penuh kehati-hatian di atas kejujuran yang tertulis dengan pena kebajikan.

Apa arti sebuah nama? Sebuah nama ada dan berada atas karunia Tuhan melalui perantara orang-orang yang terlahir sebelum kita atau para leluhur kita. Untuk bisa menemukan makna dalam nama, hidup kita harus betul-betul mencermati sekecil apa pun nama. Apalagi nama-nama yang ditemukan dalam tindakan ritual. Sekecil apa pun nama dalam gerak dan tindakannya, pasti ada maknanya.

Ketahuilah, setiap nama yang ada di dunia, tentu saja ada gerak dan tindakannya. Walau pun hanya dalam posisi tetap karena ketetapan Tuhan. Contohnya: gunung, tumbuhan, dan lautan.

Tuhan menyimpan makna yang tak terhingga di dalam nama-nama yang ada dalam kehidupan hamba-hamba. Sebagian terkecil, tentu saja akan diberikan kepada si hamba-hamba, mana kala si hamba mau dan mampu membacanya. Melalui ibarat – ibarat, isyarat-isyarat, dan sindiran-sindiran alam, itulah salah satu cara Tuhan dalam memberikan bacaan. Bacaan yang lainnya dari Tuhan biasanya melalui kejadian yang mengenaskan atau menjengkelkan, sehingga seolah-olah hidup selalu sengsara, tanpa pernah bahagia.

Tuhan akan selalu mendamprat siapa saja makhluk yang ingkar kodrat. Dampratan Tuhan yang menyengsarakan sesungguhnya tidak lain hanya supaya setiap makhluk terdampar dan terkapar hingga bersandar di tiang sembah kekuasaanNya.

Ibarat demi ibarat, isyarat demi isyarat, sindiran demi sindiran, lalu kejadian demi kejadian, yang menyengsarakan hingga mengenaskan, itulah sesungguhnya bacaan makna yang menghampar dan terhampar. Sedangkan sasaran atau tujuan Tuhan memberikan sebagian makna dalam nama kehidupan, menurut penghayatan penulis adalah untuk menterakan dan menerangkan tiga hal dalam kehidupan seluruh alam. Tiga hal tersebut ialah:
1.      Sesungguhnya seluruh makhluk seharusnya mengetahui dan mengakui atas hidup karena-Nya, sehingga pantang menyekutukan-Nya.
2.      Seharusnya seluruh makhluk siap dan bisa melaksanakan kodrat hidupnya, sesuai dengan batasan peran tanpa meninggalkan hikmat dan hormat antar sesamanya, demi semaraknya tali asih di dunia.
3.      Sesungguhnya Tuhan menghendaki tegaknya tiang sembah hanya kepada-Nya.

Tiga sasaran di atas sesungguhnya telah banyak disampaikan melalui para yang mulia (manusia), yang telah terpilih sebagai utusan-Nya. Mengapa kita mesti ragu atau belum sepenuhnya menerima ajaran dan tuntunannya? Tidakkah keraguan itu bisa diartikan melecehkan utusan-Nya? Penulis yakin semua itu akan terjawab di saat yang dikehendakiNya, baik oleh makhluk-makhluk atau yang menjadikan adanya makhluk (Tuhan).

Dalam hal ini, nama dan makna yang termaksud adalah tentang Gunung Srandil beserta loka ritualnya. Dengan tergalinya makna dalam nama-nama loka ritual Gunung Srandil dan Selok, semoga lebih terbukalah wacana-wacana hidup dalam setiap makhluk sesuai peran menuju kemuliaan.
Baca dan hayatilah nama-nama loka ritual di bawah ini:

1.        GUNUNG SRANDIL
Ada tiga hal yang perlu dimengerti dan dipahami dalam ungkapan makna Gunung Srandil. Mengapa? Karena Gunung Srandil ada dominasi tri nama atau tiga nama dalam satu wujud. Tiga dominasi nama tersebut adalah: Gunung Srandil = Mandala Giri = 1610 (HADALA).

Gunung     : Sesuai arti dalam kerata basa Jawa (tata bahasa Jawa), penjabaran kata “gunung” adalah Gunuk Nunggal. Artinya, gunuk = gundukan tanah yang tinggi dan besar. Sedangkan nunggal = menyatu. Jadi, gunung adalah gundukan tanah yang tinggi besar dan menyatu. Maksudnya: kelemah-lembutan jiwa dalam hidup yang selalu menyatu hanya kepada kekuasaan Tuhan dengan penuh kepasrahan. Inilah sesungguhnya arti jiwa besar.

Srandil      : Sesuai kerata basa pula, kepanjangan atau jabaran kata Srandil ialah Saranane Adil. Artinya, sarananya adil. Maksudnya Srandil adalah wahana atau tempat syarat mendulang adilnya Tuhan.

Secara keseluruhan, makna dari nama Gunung Srandil yaitu: jiwa besar yang penuh kepasrahan kepada Tuhan adalah wahana syarat mendulang keadilannya Tuhan. Mengapa? Karena adilnya Tuhan jelas berada pada di diri setiap insan dalam hidup dan penghidupan.

Keputusan keadilan sesungguhnya pantang dicampur tangan oleh siapa pun makhluk cipataan. Adil itu berasal dan milik Tuhan, tetapi dimiliki oleh setiap insan karena memang diberikan demi kehidupan. Pendeknya, Gunung Srandil sesungguhnya adalah salah satu tempat yang diselenggarakan sebagai wahana bagi siapa saja yang bertujuan mendapatkan murninya arti hidup atas keadilan Tuhan dengan dasar tanpa permohonan (tidak meminta dan tidak menolak).


2.        MANDALA GIRI

Sesuai dengan per kata yang ada, Mandala = permohonan kembali yang berdasar kemuliaan. Giri = besar atau menggunung. Jadi, maksudnya adalah permohonan kembalinya atas dasar kemuliaan hidup yang besar dan menggunung. Sedangkan makna Mandala Giri adalah tempat untuk bertaubat kepada Tuhan bagi siapa saja yang menyimpang dari jalur amanat hidup kemuliaan. Dan kemudian, lalu berpijak di jalan Tuhan.


3.        1610 (HADALA)

1610 merupakan simbol dari aksara Jawa ke-1 (Ha), ke-6 (Da), dan ke-10 (La).

1610 dan Hadala sering dikatakan riptan (bahasa Jawa), artinya susunan perpaduan antara angka dan huruf Jawa. Maksud dari angka 1610 adalah selama hidup, manusia harus menyembah Tuhan Yang Maha Esa secara lahir batin dalam setiap tindakan dan langkah hidupnya. Selain menyembah, kita juga harus selalu memelihara tali asih antar sesama demi damai dan sejahteranya dunia. Sedangkan maknanya adalah selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa serta tidak lupa untuk menyembahnya dan menumbuhkan tali asih antar sesama.

HADALA    : arti yang terkadung dalam HADALA adalah Hadile Gusti (Tuhan) Kawula (makhluk). Maksudnya, keadilan Tuhan sesungguhnya sangat dekat dengan makhluk-makhlukNya. Maknanya: Kursi keadilan dan kekuasaan Tuhan meliputi langit dan bumi, hingga berada dalam sekecil apa pun sendi-sendi dan sudut-sudut kehidupan alam ciptaan-Nya.

Demikian adalah makna (ritual) yang terkandung dalam nama Gunung Srandil. Bagi siapa saja yang hendak melakukan ritual, semestinya mengerti dan mengetahui maknanya terlebih dahulu. Agar tidak keliru niat, pandang, dan sikap ketika melaksanakan ritualnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat.


Penulis : Sidik Purnama Negara, Contact: 085747523379

Comments

Popular posts from this blog

GOA RAHAYU SRANDIL SELOK

Tempat Ritual Srandil: Mbah Gusti Agung