MENGENAL GUNUNG SRANDIL
Gb. gapura masuk Gunung Srandil |
Gunung Srandil merupakan
sebuah gundukan seperti bukit yang terdiri dari unsur bebatuan dan
tanah yang ditumbuhi oleh beberapa macam tumbuhan. Sebenarnya Gunung
Srandil tidak begitu tinggi seperti gunung-gunung lainnya yang anda
kenal, kemungkinan ketinggiannya sekitar 60 mdpl. Sedangkan lokasinya
berada di Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Gunung Srandil berada di
Kabupaten Cilacap bagian timur, kurang lebih berjarak 30 Km dari
pusat Kota Cilacap. Apabila dari Kota Purwokerto, kurang lebih
berjarak 60Km ke arah selatan. Untuk menuju ke Gunung Srandil, kita
bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Apabila naik kereta
api, kita bisa turun di Stasiun Kroya, kemudian naik ojek atau
menghubungi guide (pemandu) wisata religi untuk dijemput dan diantar
hingga ke Gunung Srandil.
Setiap Bulan Sura, tempat
ini (Gunung Srandil) selalu banyak dikunjungi oleh peziarah
(ritualis) yang datang dari berbagai kota, bahkan dari luar Jawa pun
banyak. Para ritualis yang datang ke Gunung Srandil pada Bulan Sura
kebanyakan melakukan ziarah dan napak tilas para Leluhur Jawa. Dan,
sebagiannya lagi adalah untuk melakukan ritual pribadi/ bersama-sama
sesuai dengan keyakinan mereka.
Selain pada bulan tersebut,
setiap malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon, serta hari-hari
utama dalam kepercayaan masyarakat Jawa, di Gunung Srandil selalu
ramai dikunjungi ritualis. Mereka yang datang dari berbagai golongan,
dan berdoa sesuai keyakinan mereka.
Dari dulu, Gunung Srandil
memang terkenal dengan spiritual Jawa-nya. Orang-orang yang sedang
membutuhkan pencerahan atau solusi untuk memecahkan permasalahannya,
ada yang berkeyakinan bahwa hal itu bisa ditemukan di Gunung Srandil.
Di Gunung Srandil, ada beberapa juru kunci yang siap memandu
pengunjung untuk melakukan ritualnya. Tidak ada batasan jam dan tidak
ada batasan hari. Pokoknya, siapa pun dan kapan pun bisa datang ke
Gunung Srandil. Karena di tempat ini selalu ada orang yang berjaga
dan siap menyambut tamu, walau malam hari atau dini hari sekalipun.
Menurut cerita warga sekitar
Gunung Srandil, pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, Gunung
Srandil termasuk menjadi perhatian khusus bagi Belanda dan juga
Jepang. Mereka berkeyakinan bahwa dengan menguasai dan menduduki
wilayah Gunung Srandil, berarti meminimalisir tokoh dan masyarakat
untuk menghening (menepi) di Gunung Srandil. Karena, mereka telah
mengetahui bahwa masyarakat Jawa mempunyai kemampuan batin yang
tinggi, yang dapat mengalahkan kinerja fisik. Sedangkan Belanda dan
Jepang hanya mengandalkan otak dan kekuatan fisik. Bahkan, Gunung
Srandil pernah akan diledakkan dengan meriam, tetapi pelurunya
meleset dan sama sekali tidak meledak. Di sebelah utara Gunung
Srandil juga terdapat sisa-sisa benteng peninggalan penjajah. Selain
itu, dulu juga terdapat beberapa rumah Belanda di sekitar Gunung
Srandil.
Setelah proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya setelah melwetai tahun
1950, aktivitas masyarakat Jawa yang melakukan spiritual di Gunung
Srandil mulai banyak lagi yang berdatangan. Beberapa diantaranya ada
yang hingga bermukim di Gunung Srandil untuk belajar lebih dalam
tentang Budaya dan Spiritual Jawa.
Di sekitar Gunung Srandil
juga banyak tempat-tempat spiritual yang menyejukkan batin kita.
Sekitar 150 meter ke arah barat, terdapat Gunung Kembar yang
mempunyai tiga titik spiritual. Lalu, sekitar 100 meter dari Gunung
Kembar, terdapat Gunung Tumpeng yang juga merupakan tempat spiritual.
Dan, sekitar 50 meter dari Gunung Tumpeng, terdapat sederet
perbukitan yang dinamai Gunung Selok, yang mempunyai banyak tempat
spiritual. Maka, tidaklah heran jika banyak yang menyebut bahwa
Gunung Srandil dan Selok adalah sentral spiritual Nusantara. Bagi
yang pertama kali berkunjung ke Gunung Srandil/ Selok untuk melakukan
ritual, ada baiknya anda melakukan ritual di titik (tempat) yang
telah dikenal banyak orang dan terdapat juru kunci.
Comments
Post a Comment